Short
Story Part1
Sensitif
Kata
sensitif barang kali sudah melekat dengan yang namanya wanita. Sama juga
denganku Aku termasuk wanita yang mempunyai rasa sensitif yang cukup tinggi
dibandingkan wanita lain di luar sana. Karena Aku sering kali bertanya kepada
teman-teman kampusku tentang sikap mereka menyikapi suatu masalah. Dari
beberapa temenku, kesimpulannya mereka sensitif tapi tidak sesensitif aku. Aku
mengakui Aku berlebihan, tapi inilah kenyataannya. Apakah kalian pikir Aku
ingin seperti ini, nyaman seperti ini, jawabannya adalah tidak sama sekali.
Rasa sensitif memang perlu untuk memunculkan rasa empati. Tapi karena sensitifku
berlebian jadi kadang membuat tidak
nyaman orang lain dan parno terhadap hal-hal yang belum pasti. Lalu yang lebih
parah, Aku sering menganggap serius omongan orang yang sedang becanda. Kasian
kan orang yang niatnya ngelucu malah jadi
tercipta suasana yang kurang mengenakkan ? .
Kadang
Aku merasa iri dengan mereka yang bisa tidak terlalu memikirkan sebuah masalah(
terlalu berlebihan, kalau mikirin mah pasti ),mereka cukup memikirkannya sekali
dan mencari solusi sambil berjalannya waktu sedangkan Aku memikirkannya
berhari-hari dan perasaanku diselimuti rasa khawatir setiap waktu sambil
menemukan solusi. Mereka bisa mengalir begitu saja hidupnya dan tidak mau
membebani dirinya sendiri. Aku juga tidak mau membebani diriku tapi
pikiran-pikiran negatif itu selalu saja muncul di benakku. Sampai sekarang Aku
terus mencoba untuk menjadi orang yang tidak terlalu diambil hati ocehan atau
kritikan orang, yahhh walaupun belum sepenuhnya. Buat orang-orang yang kukenal
dan merasa kurang nyaman Aku mau minta maaf karena Aku terkesan ingin selalu
dimengerti. Jika saya bersalah saya akan mengakuinya dan tentu saya akan
bertanggung jawab. Saya hanya tidak kuat atau tidak tahan denagn cara kalian
mengutarakan kesalahan saya. Saya sadar betul saya juga bersalah jika berbicara
seperti itu, karena setiap orang mempunyai caranya sendiri-sendiri dalam
menghadapi orang lain. Saya tidak memaksa mereka khususnya yang punya
kepribadian “ keras “ untuk bersikap lemah lembut terhadapku. Tapi setidaknya
janganlah sering-sering berbicara agak “ keras “. Entah, hatiku begitu tertekan
walaupun logika menyadari sepenuhnya saya bersalah. Jadi buat kalian yang punya
kepribadian seperti saya yaitu terlalu sensitif saran dari saya jangan menyerah
untuk menjadi orang yang kuat dan temukan sahabat-sahabat yang sejati agar bisa
mendengarkan setiap untaian kata yang kau utarakan sebagai bentuk membantu hati
yang tengah tertekan dan sedih. Sekian short story yang saya sampaikan. Tunggu short
story selanjutnya ya J
Komentar
Posting Komentar