Puisi Patah Hati
Secuil Harapan
Oleh: Nofi Ana Sri Palupi
Aku tak pernah berharap kita bersama seperti dulu
Tapi untuk malam ini, bolehkah aku berharap beberapa hal kecil ?
Aku ingin kita duduk bersama di dipan kayu
Memandang laptop kita masing-masing
Aku masih mengingat warna laptopmu, biru
Warna kesukaanmu, yang kini jadi warna kesukaanku juga
Aku lebih memilih warna hitam untuk warna laptopku
Bukan karena suka, tapi untuk mengingat hitamnya kopi
Aku tak pernah bisa mengecap pahitnya
Jadi setidaknya Aku bisa melihat pekatnya
Kau sibuk dengan laporan sekolah
Aku sibuk dengan revisi skripsi juga artikel ilmiah
Sambil sesekali menyesap satu cangkir teh yang sama
Diselingi obrolan-obrolan ringan
Seperti hobimu memodifikasi motor dan puisi favoritku
Kemudian menghabiskan martabak cokelat kacang kesukaanmu
Sering kali Aku akan sibuk bertanya
Tentang hal-hal kecil yang tak kuketahui terkait microsoft word
Seperti next page, memberi nomor halaman dan meratakan penomoran
Kutanyakan juga mengenai diksi yang sesuai
Aku selalu galau memilih satu kata
Rasa kantuk dan lelahku mulai menyambangi
Akhirnya Kau akan lembur lebih lama
Aku memilih menuju kamarmu
Menarik selimut yang sudah dipersiapkan olehmu tepat pukul 01.00 pagi
Sementara Kau masih dengan sabar menekan setiap tombol keyboard
Hingga pukul 03.00 pagi
Mengapa Kau selalu mencoba kuat
Padahal Aku tak suka
Aku sedih kalau Kau sampai sakit
Berhentilah
Nikmati kehangatan selimutmu
Patah hati yang sederhana, luka nya yang begitu luar biasa
Komentar
Posting Komentar